Sabtu, 30 April 2011

KUNYIT DAN SAMBILOTO SEBAGAI OBAT ANTI KANKER

KUNYIT DAN SAMBILOTO  SEBAGAI OBAT ANTI KANKER

Satu fakta lagi khasiat tanaman herba  dapat membantu banyak orang dalam mengobati Penyakit kanker. Baru-baru ini disebuah penelitan oleh yang empunya dalam bidang pemanfaatan tanaman  herbal, telah ditemukan bahwa khasiat campuran dari tanaman kunyit serta sambiloto ternyata sangat efktif dalam mengobati penyakit kanker. Secara terpisah kedua tanaman ini telah memiliki khasiat masing-masing yang dapat mengobati berbagai macam penyakit.

Terinspirasi akan beberapa  peresepan pengobatan tradisional (Jamu-jamu) yang terdiri dari  campuran beberapa bahan yang ternyata bisa berkhasiat yang saling menguatkan, terdorong untuk meneliti sebuah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk  pengobatan terhadap penyakit kanker.  Zat berkhasiat kurkumin yang terdapat dalam tanaman kunyit serta   andrografolida dalam tanaman sambiloto secara sinergi dapat mengobati penyakit kanker ini.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diartikel dibawah ini :

Kompas- Senyawa aktif kurkumin pada kunyit dan andrografolida pada sambiloto ketika berdiri sendiri sudah terbukti memiliki khasiat masing-masing. Ketika keduanya dipadukan, ternyata mampu membentuk satu formula antikanker yang sinergis.

Paduan senyawa aktif kunyit dan sambiloto itu hasil riset Sukardiman (47), profesor termuda di bidang botanifarmasi-farmakognosi dari Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. Risetnya dimulai sejak tahun 2010.

Saat ini racikan yang diberi nama kapsul androma itu sudah menjadi obat herbal terstandar (OHT). Sukardiman meningkatkannya lagi supaya menjadi fitofarmaka, yang nantinya bisa diresepkan dokter.

”Inspirasi perpaduan kunyit dan sambiloto ini dari masyarakat yang sudah sejak lama mengenal teknik kombinasi ekstrak herbal untuk jamu-jamuan,” kata Sukardiman, Selasa (25/1), ketika ditemui di ruang kerjanya.

Ia menyebut, ada perpaduan atau kombinasi jamu dari ekstraksi beras dan kencur menjadi ”jamu beras kencur”. Kemudian dari kunyit dan asem membentuk ”jamu kunyit asem”.

”Formulasi antikanker dengan senyawa aktif kunyit dan sambiloto ini selaras dengan formula jamu tradisional,” kata Sukardiman.

Perpaduan dua ekstrak herbal atau lebih itu memiliki fungsi. Antara lain supaya komponen- komponennya saling mendukung atau saling mengurangi efek samping.

Sukardiman juga mengacu traditional chinese medicine (TCM) yang dikenal paling maju di dunia dalam mengembangkan obat herbal. Formula obat herbal TCM juga tersusun dari kombinasi bahan aktif utama (monarch drug), bahan aktif pendukung (ministry drug), dan bahan aktif yang mengurangi efek samping (adjuvant drug).

Adjuvant drug mengurangi efek samping yang mungkin ditimbulkan monarch drug atau ministry drug atau ditimbulkan oleh kedua-duanya.

Sukardiman menjelaskan, pengembangan obat herbal mencakup tiga kategori, yaitu jamu, OHT, dan fitofarmaka.

Jamu sebagai obat tradisional didasarkan pengalaman empirik masyarakat dalam kurun waktu lama. OHT beranjak dari sekadar racikan herbal, yaitu dengan menetapkan standardisasi komponen-komponen herbal terutama melalui uji praklinik (uji dengan hewan coba seperti kelinci, tikus, dan mencit).

Kemudian fitofarmaka adalah OHT yang telah diuji klinik pada manusia. Sukardiman sekarang menempuh uji klinik untuk formula campuran senyawa aktif pada kunyit dan sambiloto ini bekerja sama dengan Poli Obat Tradisional Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya.

Selama ini, rimpang kunyit diketahui menjadi zat antiradang, antiseptik, dan pencegah kanker. Kunyit diketahui pula berkhasiat untuk menghilangkan sakit mag, keputihan, atau peluruh darah haid agar cepat selesai, serta meredakan rasa nyeri saat haid.

Kemudian daun sambiloto dengan rasa pahit dikenal masyarakat untuk mengobati penyakit kencing manis (diabetes melitus), tifus, penyakit kulit gatal-gatal, antimalaria, dan mencegah kanker. Sambiloto juga bermanfaat menjaga daya tahan atau stamina tubuh.

Pada uji praklinik sebelumnya, kapsul androma terbukti aman dan memberi manfaat membunuh sel kanker yang ditanamkan pada hewan coba.

Kontribusi Sukardiman telah menunjang inovasi di bidang teknologi obat herbal. Pilihan untuk antikanker didasari banyak hal. Di antaranya, menurut Sukardiman, pengobatan kanker dengan kemoterapi masih memengaruhi jaringan yang normal bisa ikut rusak. Bahkan, beberapa jenis kanker telah resisten terhadap kemoterapi.

Hal ini tentunya  menunjukkan kepada kita bahwa sebetulnya karunia yang maha kuasa telah terbentang disekitar kita khususnya dalam hal pengobatan herbal dengan memanfaaatkan tanaman obat disekitar kita

Jumat, 29 April 2011

Jokka w/ friend

w/ NuruL Fitra (FhiRa)

Tempo DoooLooooeeeeee

w/ CaLLeda

Tempo DoLoeeeeeeeee

w/ my MooMy

MANFAAT JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA. L)

Manfaat Habbatussauda’ (Jinten Hitam)

Khasiat Habbatussauda’ ( Jinten hitam/Black seed/Niggela Sativa)
habbatussaudaSeiring dengan perkembangan teknologi, tanpa disadari perkembangan terapi modern tidak mutlak mampu meyembuhkan beberapa penyakit, bahkan obat-obatan yang sekarang beredar sebagian ada yang menyimpan efek samping yang membahayakan tubuh manusia.
Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda : ‘ Gunakanlah Al Habbatussauda’, karena didalamnya terdapat obat   utk segala macam penyakit kecuali as Sam (maut)  (Shahih Bukhori dan Muslim).
Mengkonsumsi Habbaatussauda’ sebagai obat yang dianjurkan Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam tidak begitu dikenal oleh muslimin di Indonesia, Padahal di berbagai negara (Eropa, Amerika dan sejumlah negara Asia) Obat ini mengalami kepoluleran yang sangat nyata dengan dilakukan beberap riset ilmiyah untuk mengungkap kebenaran hadits tersebut. ( diantaranya oleh Profesor El Dakhany dari Microbiologi Research Center, Arabia, Dr Michael Tierra L.A.C.O MD, Pharmachology Research Department Laboratory, Departement Pharmachy King College London dll).
Diantara manfaat habbatussauda’ :
Menguatkan sistem kekebalan
Jinten Hitam (Habbatussauda) dapat meningkatkan jumlah se-sel T, yang baik untuk meningkatkan sel-sel pembunuh alami. Evektifitasnya hingga 72 % jika dibandingkan dengan plasebo hanya 7 %. Dengan demikian mengkonsumsikan Habbatussauda’ dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Pada tahun 1993, Dr Basil Ali dan koleganya dari Collge of Medicine di Universitas King Faisal, mempublikasikan dalam jurnal Pharmasetik Saudi. Keampuhan extract Habbatussauda diakui Profesor G Reimuller, Direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat digunakan sebagai bioregulator. Dengan demikian Habbatussauda dapat dijadikan untuk  penyakit yang menyerang kekebalan tubuh seperti kanker dan AIDS.
Meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan Kewaspadaan
Dengan kandungan asam linoleat (omega 6 dan asam linoleat (Omega 3), Habbatusssauda merupakan nutrisi bagi sel otak berguna untuk meningkatkan daya ingat dan kecerdasan, Habbatussauda juga memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan dan lansia.
Meningkatkan Bioaktifitas Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin, yang masuk dalam peredaran darah. Salah satu kandungan habbatussauda adalah sterol yang berfungsi sintesa dan bioaktivitas hormon.
Menetralkan Racun dalam Tubuh
Racun dapat menganggu metabolisma dan menurunkan fungsi organ penting seperti hati, paru-paru dan otak. Gejala ringan seperti keracunan dapat berupa diare, pusing, gangguan pernafasan dan menurunkan daya konsentrasi. Habbatussauda’ mengandung saponin yang dapat menetralkan dan membersihkan racun dalam tubuh.
Mengatasi gangguan Tidur dan Stress
Saponin yang terdapat didalam habbatussauda memiliki fungsi seperti kortikosteroid yang dapat mempengaruhi karbohidrat, protein dan lemak serta mempengaruhi fungsi jantung, ginjal, otot tubuh dan syaraf. Sapion berfungsi untuk mempertahankan diri dari perubahan lingkungan, gangguan tidur, dan dapat menghilangkan stress.
Anti Histamin
Histamin adalah sebuah zat yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang memberikan reaksi alergi seperti pada asma bronchial. Minyak yang dibuat dan Habbatussauda dapat mengisolasi ditymoquinone, minyak ini sering disebut nigellone yang berasal dari volatile nigella. Pemberian minyak ini berdampak positif terhadap penderita asma bronchial. Penelitian yang dilakukan oleh Nirmal Chakravaty MD tahun 1993 membuktikan kristal dari niggelone memberikan efek suppressive. Kristal-kristal ini dapat menghambat protemkinase C, sebuah zat yang memicu pelepasan histamin. Penelitian lain membuktikan hal serupa. Kali ini dilakukan Dr Med. Peter Schleincher, ahli immonologi dari Universitas Munich. Ia melakukan pengujian terhadap 600vorang yang mederita alergi. Hasilnya cukup meyakinkan 70 % yang mederita alergi terhadap, sebuk, jerawat, dan asma sembuh setelah diberi minyak Nigella (Habbatussauda’). Dalam praktiknya Dr Schleincher memberikan resep habbatussauda’ kepada pasien yang menderita influenza.
Memperbaiki saluran pencernaan dan anti bakteri
Habbatussauda’ mengandung minyak atsiri dan volatif yang telah diketahui manfaatnya untuk memperbaiki pencernaan. Secara tradisional minyak atsiri digunakan untuk obat diare. Tahun 1992, jurnal Farmasi Pakistan memuat hasil penelitian yang membuktikan minyak volatile lebih ampuh membunuh strainbakteri V Colera dan E Coli dibandingkan dengan antibiotik seperti Ampicillin dan Tetracillin.
Melancarkan Air Susu Ibu
Kombinasi bagian lemak tidak jenuh dan struktur hormonal yang terdapat dalam minyak habbatussauda dapat melancarkan air susu ibu. Penelitian ini kemudian di publikasikan dalam literature penelitian di Universitas Potchestroom tahun 1989.
Tambahan Nutrisi Pada Ibu Hamil dan Balita
Pada masa pertumbuhan anak membutuhkan nutrisi untuk meningkatkan system kekebalan tubuh secara alami, terutama pada musim hujan anak akan mudah terkena flu dan pilek. Kandungan Omega 3, 6, 9 yang terdapat dalam habbatussauda merupakan nutrisi yang membantu perkembangan jaringan otak balita dan janin.
Anti Tumor
Pada Kongress kanker International di New Delhi , minyak habbatussauda diperkenalkan ilmuwan kanker Immonobiologi Laboratory dari California Selatan, habbatussauda dapat merangsang sumsum tulang dan sel-sel kekebalan, inferonnya menghasilkan sel-sel normal terhadap virus yang merusak sekaligus menghancurkan sel-sel tumor dan meningkatkan antibody
Nutrisi bagi manusia
Habbatussauda kaya akan kandungan nutrisi sebagai tambahan energi sangat ideal untuk lansia, terutama untuk menjaga daya tahan tubuh dan revitalitas sel otak agar tidak cepat pikun. Habbatussauda mengandung 15 macam asam amino penyusun isi protein termasuk didalmnya 9 asam amino esensial. Asam amino tidak  dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang cukup oleh karena itu dibutuhkan suplemen tambahan, Habbatussauda dapat mencukupinya.

PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)




STANDART OPERATING PROCEDURE
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
a. Definisi
Menurut keputusan Menkes RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004 PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
b. Tujuan
1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi.
3. Meningkatkan profesionalisme apoteker.
4. Menunjang terapi obat yang rasional (Anonim, 2004)
c. Sasaran Informasi Obat
1. Pasien atau keluarga pasien
2. Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten apoteker, dan lain-lain
3. Pihak lain : manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan lain-lain (Anonim, 2006)
d. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
    1.  Sumber informasi obat
    2. Tempat
    3. Tenaga
    4. Perlengkapan
e. Kegiatan PIO
Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberika informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima (Anonim, 2006).
Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan rutin suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk dapat disampaikan secara verbal (melalui telepon, tatap muka) atau tertulis (surat melalui pos, faksimili atau e-mail). Pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi dari yang sederhana sampai yang bersifat urgen dan kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta evaluai secara seksama .

f. Langkah-langkah sistematis pemberian informasi obat oleh petugas PIO
1.  Penerimaan permintaan Informasi Obat : mencatat data permintaan informasi dan mengkategorikan permasalahan : aspek farmasetik (identifikasi obat, perhitungan   farmasi, stabilitas dan toksisitas obat), ketersediaan obat, harga obat,efek samping obat, dosis obat, interaksi obat, farmakokinetik, farmakodinamik, aspek farmakoterapi, keracunan, perundang-undangan.
2.   Mengumpulkan latar belakang masalah yang ditanyakan : menanyakan lebih dalam tentang karakteristik pasien dan menanyakan apakah sudah diusahakan mencari informasi sebelumnya
3.  Penelusuran sumber data : rujukan umum, rujukan sekunder dan bila perlu rujukan   primer.
4.   Formulasikan jawaban sesuai dengan permintaan : jawaban jelas, lengkap dan benar, jawaban dapat dicari kembali pada rujukan asal dan tidak bolehmemasukkan pendapat pribadi.
5.    Pemantauan dan Tindak Lanjut : menanyakan kembali kepada penanya manfaat informasi yang telah diberikan baik lisan maupun tertulis (Juliantini dan Widayati, 1996). Langkah-langkah sistematis tersebut dapat di gambarkan pada gambar 1


 















Gambar 1. Alur menjawab pertanyaan dalam pelayanan informasi obat
Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa penanya berada di ruang PIO, petugas mengisi formulir mengenai klasifikasi, nama penanya dan pertanyaan yang ditanyakan, setelah itu petugas menanyakan tentang informasi latar belakang penyakit mulai muncul, petugas melakukan penelusuran sumber data dengan mengumpulkan data yang ada kemudian data dievaluasi. Formulir jawaban didokumentasikan oleh petugas baru kemudian dikomunikasikan kepada penanya. Informasi yang dikomunikasikan petugas apotek kepada penanya akan menimbulkan umpan balik atau respon penanya.
g. Prosedur penanganan pertanyaan
1) Menerima pertanyaan
2) Identifikasi penanya
3) Identifikasi masalah
4) Menerima permintaan informasi
5) Informasi latar belakang penanya
6) Tujuan permintaan informasi
7) Penelusuran pustaka dan memformulasikan jawaban
8) Menyampaikan informasi kepada pihak lain
9) Manfaatkan informasi
10) Publikasi
11) Mendukung Panitia Komite Farmasi dan Terapi (Anonim, 2006).
h. Sumber informasi obat
1) Sumber daya, meliputi :
a) Tenaga kesehatan
Dokter, apoteker, dokter gigi, perawat, tenaga kesehatan lain.
b) Pustaka
Terdiri dari majalah ilmiah, buku teks, laporan penelitian dan
Farmakope.
c) Sarana
Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, dan perpustakaan.
d) Prasarana
Industri farmasi, Badan POM, Pusat informasi obat, Pendidikan tinggi farmasi, Organisasi profesi (dokter, apoteker, dan lain-lain).
2) Pustaka sebagai sumber informasi obat, digolongkan dalam 3 (tiga) kategori :
a) Pustaka primer
Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, informasi yang terdapat didalamnya berupa hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Contoh pustaka primer :
(1). Laporan hasil penelitian
(2). Laporan kasus
(3). Studi evaluatif
(4). Laporan deskriptif
b) Pustaka sekunder
Berupa sistem indeks yang umumnya berisi kumpulan abstrak dari berbagai kumpulan artikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat membantu dalam proses pencarian informasi yang terdapat dalam sumber informasi primer. Sumber informasi ini dibuat dalam berbagai data base, contoh : medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi obat, International Pharmaceutikal Abstract yang berisi abstrak penelitian kefarmasian.
c) Pustaka tersier
Berupa buku teks atau data base, kajian artikel, kompendia dan pedoman praktis. Pustaka tersier umumnya berupa buku referensi yang berisi materi yang umum, lengkap dan mudah dipahami (Anonim,2006). Menurut undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 53 ayat 2 menyatakan bahwa Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran, dan hak atas pendapat kedua.
i. Dokumentasi
Setelah terjadi interaksi antara penanya dan pemberi jawaban, maka kegiatan tersebut harus didokumentasikan Manfaat dokumentasi adalah :
1) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan dengan lengkap.
2) Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa
3) Catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
4) Media pelatihan tenaga farmasi
5) Basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan layanan.
6) Bahan audit dalam melaksanakan Quality Assurance dari pelayanan informasi obat (Anonim,2006).

j. Evaluasi kegiatan
Evaluasi ini digunakan untuk menilai atau mengukur keberhasilan pelayanan informasi obat itu sendiri dengan cara membandingkan tingkatkeberhasilan sebelum dan sesudah dilaksanakan pelayanan informasi obat (Anonim, 2006).
Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan pelayanan informasi obat, indikator yang dapat digunakan antara lain :
1) Meningkatkan jumlah pertanyaan yang diajukan.
2) Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab.
3) Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan.
4) Meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan (leflet, buletin,
     ceramah).
5) Meningkatnya pertanyaan berdasarkan jenis pertanyaan dan tingkat
     kesulitan.
6) Menurunnya keluhan atas pelayanan (Anonim, 2006).